Januari 2021 akan menjadi awal tahun yang kelam untuk Jabar. Bagaimana tidak, hanya 3 minggu berjalan di awal tahun sudah terjadi 40 kali bencana alam dan terdampak kepada 100.000 korban jiwa. Rincian lengkapnya Tanah Longsor (16), Bencana Banjir Bandang (15), Puting Beliung (9).
Naasnya, dari 40 bencana yang terjadi, terdapat 40 korban jiwa meninggal dunia akibat terdampaknya korban jiwa sebanyak 92.858 jiwa. Semua korban meninggal dunia akibat bencana Tanah Longsor yang terjadi di Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang.
Dani Ramdan selaku kepala pelaksana BPDB Jawa Barat mengunkapkan jika Jabar memanglah daerah yang terkategori rawan bencana mulai dari tanah longsor, gempa bumi, banjir bandang hingga tsunami juga berpotensi terjadi di Jawa Barat.
Januari 2021 Bulan Kelam Jawa Barat 40 Bencana Hampir 100.000 Korban Jiwa
Bayangkan terdapat 27 Kabupaten Kota, 13 Daerah beresiko bencana sedang, dan 14 daerah lainnya mempunyai resiko tinggi bencana yang berarti di wilayah Jawa Barat tidak ada resiko bencana rendah.
Dai mengungkapkan pihaknya telah mempersiapkan kajian resiko bencana serta peta rawan bencana hingga ke pedesaan. Hal ini bertujuan agar warga dapat lebih peka dengan kondisi alam saat ini yang sedang ekstrem serta pemahaman akan kesadaran setiap masyarakat agar selalu waspada dan berhati-hati.
Cuma gempa bumi saja yang tidak bisa kita perkirakan kapan serta dimana lokasi yang akan terjadi. Namun kalo banjir bandang dapat kita ketahui dengan melihat tanda=tanda air laut yang naik secara signifikan. ujar Dani. Rabu (20/1/2021)
Kata Dani setelah kita membuat peta rawan bencana di susun, hal yang perlu di perhatikan selanjutnya ialah membuat rencana penanggulangan bencana (RPB) di Kabupaten / kota / Provinsi. RPB itu rencana kontingensi jenis bencana untuk setiap kabupaten/kota bisa di realisasikan.
Dari rencana serta peta rawan bencana telah di susun, pemerintah tentunya akan jauh lebih gampang untuk mempersiapkan segalanya secara cepat dan tanpa terlambat. Contohnya adalah dengan menyediakan tempat evakuasi atau pengungsian di tempat yang telah diprediksi akan mengalami bencana alam.
Memang ada beberapa hal yang mampu kita cegah, namun terdapat juga yang tidak bisa seperti gempa bumi. Tapi kalo kita sudah punya kesiapsiagaan. Pastinya mampu meminimalisasi dampak atau resiko yang lebih besar kepada masyarakat ujarnya.